Is Helianti’s Weblog

berbagi ilmu, berbagi semangat, berbagi dunia

Perempuan, Sains, dan Teknologi

Posted by ishelianti on May 28, 2011

Dari obrolan teman-teman ada data yang mengatakan bahwa CPNS BPPT -yang mayoritas harusnya jadi research engineer itu- sebagian besar adalah perempuan. Kalau mengambil sampel di unit kerja saya saja misalnya, memang benar pegawai baru yang masuk semua perempuan. Konon dari obrolan, memang yang ikut tes juga mayoritas perempuan. Where are the boys going? Entahlah….

Saya ingat, perusahaan kosmetika kecantikan L’Oreal mempunyai program fellowship untuk “woman in science”. Suatu bentuk riset grant yang dipoles demikian rupa agar prestisius –padahal besaran dana biasa saja- yang ditujukan untuk mendukung para peneliti wanita yang terpilih dari belasan finalis. Alasan L’Oreal, katanya saat ini jumlah wanita yang berkecimpung di sains dan teknologi masih sangat sedikit. Fenomena tersebut, masih menurut L’Oreal, bukan hanya di Perancis, tetapi di Eropa keseluruhan, Amerika, dan negara maju lainnya.

Tetapi, ketika saya melongok ke unit kerja saya. Jujur saja, yang aktif sebagian besar wanita lho…Makanya bagi saya ketika bekerja di tanah air, saya tidak sensitive gender. Karena di keliling saya, mayoritas perempuan. Kami bebas berdiskusi dan ngotot ketika rapat dengan kolega maupun atasan laki-laki. Bahkan kadang lebih galak dan bawel daripada para bapak. Tak ada rasa kami tak mendapat kesempatan yang sama.

Saya dari dulu tidak pernah percaya, bahwa kapasitas intelektual perempuan inferior daripada lelaki. Namun, ketika di Jepang, di univeristas saya (JAIST), PhD student yang perempuan adalah makhuk langka. Waktu itu, satu angkatan, hanya saya yang perempuan, orang asing pula. Jadi kemana-mana single fighter..:-D Tapi memang begitulah di Jepang. Lebih sulit menemukan perempuan Jepang yang susah payah belajar untuk meraih PhD atau yang berprofesi professor di Jepang daripada di tanah air. Mungkin kalau di sisi itu, perempuan Indonesia selangkah lebih maju ya?

Lain lagi di Jerman, di tempat saya berkesempatan untuk pos doc 3 bulan. Lab tempat saya riset dipenuhi oleh Girls’ power. Mayoritas student adalah perempuan. Dan akhir-akhir ini saya membandingkan dengan suasana BPPT. Sepertinya jika bidang yang menyangkut life science, perempuan memang menduduki porsi mayoritas. Begitu pula dengan porsi mahasiswa S1/S2 yang pernah saya bimbing. Dari 9 orang, cuma 3 orang cowok! Tapi, kalau itu berkaitan dengan teknologi informasi, seperti PTIK (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, BPPT), sepertinya mayoritas laki-laki. Kalau melihat fenomena, teman-teman saya yang menonjol ketika SMA, yang cowok memang kebanyakan mengambil teknik elektro atau informasi. Apakah fenomena ini umum ? Wanita lebih banyak berkecimpung di life science, sedangkan laki-laki merambah di bidang selain itu? Saya perlu mengumpulkan data lebih banyak sepertinya…:-D

Kalau alasan kenapa BPPT peminatnya lebih banyak perempuan dan juga yang lebih banyak aktif perempuan mungkinkah berkaitan dengan penghasilan dan kenyamana masa depan? Wanita bukanlah tulang punggung keluarga. Gaji mereka umumnya bukan sumber utama kehidupan rumah tangga. Jadi mereka lebih toleran dengan masalah gaji yang seperti diketahui umum, begitulah..:-D. Ketika bekerja pun, mereka tidak ngoyo cari sampingan atau obyekan. Gaji saja sudah nrimo…Makanya, yang pada ngasong kebanyakan para Bapak, karena merekalah tulang punggung keluarga.Apatah lagi jika memang cuma si Bapak yang mencari nafkah. Ini simpulan dari hasil pengamatan dan analisa saya.

Kembali ke masalah komposisi pegawai baru, menurut saya sebenarnya tak ada beda kapasitas intelektual laki-laki dan perempuan. Seharusnya, walau jumlahnya lebih banyak perempuan, jika diberdayakan secara optimal, tentu akan menghasilkan kinerja yang sama. Karena seharusnya profesionalitas dalam sains dan teknologi bukan terletak pada gender, tetapi pada manusianya.

Leave a comment